Di sana ia memiliki seorang kakak sepupu yang usianya terpaut sepuluh tahun. Namanya La Huseng. Sebagaimana gurutta mencintai I Nurung, yang baru ditinggal mati suaminya, si kakek juga amat menyayangi cucunya. Itulah mengapa guru berpesan kepada La Huseng agar menjaga La Beddu. Menjadi Pallapi aro atau pelindungnya Beddu dalam budaya Bugis.
Suatu hari, saat usia La Beddu beranjak belasan, ia jatuh hati dengan seorang gadis kampung. Parasnya ayu dan berperangai ceria. Keduanya suka berjalan-jalan bersama. Saat cinta semakin tumbuh di hati Beddu, gadis itu mengabarkan bahwa orang tuanya baru saja menjodohkannya dengan La Naware’, tetangga dan kawan sepermainan mereka.
La Beddu merasa patah hati, namun tak mampu membendung rindunya. Lalu, mereka tetap memilih bepergian bahkan berpotret bersama di sebuah studio di kota.
Suatu hari, La Naware’ yang sedang menggembalakan kerbau orang tuanya mendapati keduanya. Ia naik pitam dibakar api cemburu. La Beddu ciut hatinya melihat kemarahan La Naware’ dan memilih pulang. Ia