Selasa, 05 Februari 2013

Sejarah Android



Kerjasama dengan Android Inc.
Pada Juli 2005, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc. bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Saat itu banyak yang menganggap fungsi Android Inc. hanyalah sebagai perangkat lunak pada telepon seluler. Sejak saat itu muncul rumor bahwa Google hendak memasuki pasar telepon seluler. Di perusahaan Google, tim yang dipimpin Rubin bertugas mengembangkan program perangkat seluler yang didukung oleh kernel Linux. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Google sedang bersiap menghadapi persaingan dalam pasar telepon seluler.
Produk awal
Sekitar September 2007 sebuah studi melaporkan bahwa Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler (akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon pintar GSM yang menggunakan Android pada sistem operasinya. Telepon seluler ini diproduksi oleh HTC Corporation dan tersedia di pasaran pada 5 Januari 2010).
Pada 9 Desember 2008, diumumkan anggota baru yang bergabung dalam program kerja Android ARM Holdings, Atheros Communications, diproduksi oleh Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc. Seiring pembentukan Open Handset Alliance, OHA mengumumkan produk perdana mereka, Android, perangkat bergerak (mobile) yang merupakan modifikasi kernel Linux 2.6. Sejak Android dirilis telah dilakukan berbagai pembaruan berupa perbaikan bug dan penambahan fitur baru.
Telepon pertama yang memakai sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Pada penghujung tahun 2009 diperkirakan di dunia ini paling sedikit terdapat 18 jenis telepon seluler

Tips Merawat Perangkat Android



Memiliki ponsel Android layaknya memiliki komputer dalam genggaman tangan. Selain mampu menyuguhkan fitur yang kaya dan variatif, patut diingat bahwa perawatan juga diperlukan agar ponsel Android dapat bekerja secara maksimal, tidak lelet dan terjangkit virus. Jika pengguna tidak merawat ponsel dengan baik, maka jangan heran bila perangkat tersebut akan jadi lambat dan kurang responsif. Untuk merawat agar ponsel Android tetap dalam kondisi yang maksimal dan performa yang baik, berikut ini beberapa tips sederhana merawat perangkat.
1.      Hapus / Kosongkan Cache
Cache merupakan log aktivitas aplikasi yang dijalankan, yang kalau dibiarkan menumpuk maka akan membuat RAM menjadi penuh sehingga kinerja ponsel menjadi lemot. Hal terbaik adalah melakukan penghapusan cache. Caranya masuk ke menu Setting – Applications. Di dalam menu tersebut akan ada pilihan Manage Applications, yang jika dibuka akan terlihat aplikasi yang sudah diinstal. Hapuslah cache dari aplikasi yang diinginkan. Penghapusan Cache ini tidak akan menghapus data-data yang ada di ponsel Android.
2.      Hapus/Uninstal Aplikasi
Sama halnya dengan komputer, menginstal banyak aplikasi akan mempengaruhi kecepatan kerja ponsel. Maka ada baiknya bila pengguna bisa selektif dalam meilih aplikasi yang akan dipasang. Pilih Aplikasi yang benar-benar dibutuhkan, dan hapus aplikasi yang sekiranya tidak menunjang produktivitas. Caranya masuk

Apakah Android Itu?



Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar - benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

Sumber: Wikipedia

Senin, 04 Februari 2013

Resensi Buku Teologi Negatif Abu Nuwas Hasan Ibn Hani



Judul Buku   : Teologi Negatif Abu Nuwas Hasan Ibn Hani
Penulis          : Moh. Hanif Anwari
Penerbit        : LKiS
Tahun           : Cet I, 2005
Halaman       : xv + 156 halaman
Ukuran         : 14,5 x 21 cm
ISBN            : 979-98451-2-2

Abu Nawas adalah sosok yang unik, cerdik, sekaligus kontroversial, ia sedang mengabaikan shalat dan ibadah haji, gemar minim khamr, suka merayu perempuan, dan menyukai sesama jenis. Namun demikian dari pribadi yang secara lahirlah banyak melanggar aturan agama inilah muncul sebagai Teologi Negatif, sebuah pemikiran teologis yang berusaha mengungkapkan unsur-unsur substansial dari ajaran agama yang telah direduksi oleh para penguasa Islam dalam bentuk-bentuk eksistensial demi kepentingan mereka sendiri.
Nama lengkap tokoh ini sebenarnya adalah Hasan bin Hani’ ‘Abd al Awwal bin as-Sabah. Ia dilahirkan di daerah Ahwaz salah satu bagian kota Kazakstan di Iran pada tahun 145 H./762 M. Ia hidup di lingkungan istana Abbasiyah di Baghdad sebagai pujangga istana. Meski tinggal di lingkungan istana, ia tak sungkan dan tak takut mengkritik penguasa istana dan juga penguasa agama. Sebagai seniman, kehidupannya sangat eksentrik. Kegemaran utamanya adalah minum khamar (tuak), karena itu ia disebut juga sebagai ‘penyair khamriyyat.’ Ia digambarkan memang sering melanggar ajaran agama (syariat), mengolok-olok haji dan meremehkan shalat. Disamping itu, ia juga mencintai perempuan di satu sisi dan di sisi lain ia juga mencintai laki-laki. 
Tingkahnya boleh jadi merupakan kritik terhadap zamannya. Saat itu, ortodoksi keagamaan dan primordialisme menguat. Padahal Abbasiyah yang demikian luas wilayahnya sangat plural, bukan saja dalam konteks lingkungan internal Islam sendiri, tapi komunitas-komunitas non-muslim juga tersebar dan bertumbuhan. Abu Nuwas menentang diskriminasi terhadap komunitas non-muslim dan non-Arab. Tetapi
 

Get Money

no-minimum.com

Paid To Promote