Oleh Hamdan
Malam
baru saja berjalan ketika sejumlah anak muda telah berkumpul di
lego-lego (teras) rumah Dollah. Kepulan asap rokok dari jauh seperti
awan tipis tersesat dari rombongan, terbawa angin yang bergerak sangat
pelan, dan berputar-putar di lego-lego itu dalam sorotan lampu spiral 25
watt. Tetapi cahaya lampu yang menembus kepulan asap, membuat lego-lego
dari kejauhan justru nampak seperti
panggung pementasan hard rock music festival. Kopi hitam dan pisang
rebus menambah susana semakin larut dalam carita dari Dollah. Kebetulan
Dollah baru sehari lalu pulang dari kota setelah hampir selama sebulan
menemani Bento sahabat facebooknya, di Rumah Sakit Umum Makassar yang
istrinya menjalani operasi tumor kandungan. Di kampung mereka, sarana
kesehatan belum memadai termasuk fasilitas Rumah Sakit.
“Kenapa harus kamu yang menemaninya Dollah? Bukankah sebaiknya perempuan yang menemaninya?” Tanya Ikaseng seolah ingin lebih tau cerita Dollah.
“Saya tidak menemani istrinya. Bentolah yang terus mendampingi istrinya. Saya membantu urusan-urusan lain di rumah sakit. beli makanan, ambel obat ke apotik, ambel darah di bank darah, bawa darah ke laboratorium, dan banyak lagi. Bento dan istrinya orang jauh di seberang. Mereka tak punya keluarga dan belum pernah ke kota Makassar. Makanya sayalah satu-satunya yang mereka andalkan.”
“Apa itu bank darah dollah?” Asere nampak sangat bingung dengan istilah itu.
“Bank darah itu adalah suatu tempat darah dikumpul menurut jenisnya. Ada darah A, B, AB, dan O. Jadi, kalo ada pasien yang butuh darah, dokter tinggal memberi seperti resep untuk memesan dan mengambil darah. Kalo operasi berjalan normal mungkin dibutuhkan sekitar tiga kantong darah. Satu kantong mungkin
“Kenapa harus kamu yang menemaninya Dollah? Bukankah sebaiknya perempuan yang menemaninya?” Tanya Ikaseng seolah ingin lebih tau cerita Dollah.
“Saya tidak menemani istrinya. Bentolah yang terus mendampingi istrinya. Saya membantu urusan-urusan lain di rumah sakit. beli makanan, ambel obat ke apotik, ambel darah di bank darah, bawa darah ke laboratorium, dan banyak lagi. Bento dan istrinya orang jauh di seberang. Mereka tak punya keluarga dan belum pernah ke kota Makassar. Makanya sayalah satu-satunya yang mereka andalkan.”
“Apa itu bank darah dollah?” Asere nampak sangat bingung dengan istilah itu.
“Bank darah itu adalah suatu tempat darah dikumpul menurut jenisnya. Ada darah A, B, AB, dan O. Jadi, kalo ada pasien yang butuh darah, dokter tinggal memberi seperti resep untuk memesan dan mengambil darah. Kalo operasi berjalan normal mungkin dibutuhkan sekitar tiga kantong darah. Satu kantong mungkin