Sabtu, 06 Juli 2013

Kasih sayang Seorang Ayah



Cinta seorang ayah mampu menahan beban hidup untuk kebahagiaan anaknya. Sebagai ayah ditengah kesibukkannya mencari nafkah tidak membuatnya melupakan nilai-nilai keimanan yang diyakininya. Godaan sebagai pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena bertentangan dengan nurani. Sekalipun dirinya sholatnya masing bolong-bolong namun di dalam mencari nafkah selalu mengutamakan rezki didapat dengan benar dan halal. Bukan rezki yang didapat dari yang kotor. Dia sangat menyakini bahwa rezki yang yang tidak benar mempengaruhi kehidupan keluarganya. Itulah sebabnya sebagai wujud cinta dan kasih sayang seorang ayah dirinya selalu berhati-hati di dalam mencari nafkah yang halal untuk anak dan istrinya, juga mendidik anak & istri agar mendirikan sholat lima waktu dan kepekaan sosial terhadap lingkungan.

Tiba-tiba anaknya yang teramat dicintainya sakit. Perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 'Siapa yang mengatur hidup mati kita? apakah dokter itu yang mengatur? kok berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak saya,' begitu tanyanya. Berkali-kali beristighfar memohon ampun kepada Allah namun air matanya tak dapat disembunyikan.

Bergegas beliau bersama istrinya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh, dengan berharap keridhaan Allah bisa menyembuhkan anaknya. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Dia nampak sangat gelisah. Hilir mudik di depan kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Dirinya tak henti-hentinya berdoa, Bermacam-macam doa sudah dipanjatkan kepada Allah, tak tahu lagi harus apa yang harus dilakukan. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul di depan pintu sambil tersenyum kepadanya. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, anak bapak tidak perlu dioperasi,' Dia bersyukur takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dia bersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Allah justru disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah Allah menguji hamba-hambaNya yang beriman. Subhanallah..

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya"(QS. al-Baqarah: 155-156).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Get Money

no-minimum.com

Paid To Promote