Kamis, 05 Desember 2013

Latar Belakang Sosialisme

Perkembangan awal dari sebuah ideology yang bernama sosialisme yang muncul di akhir abad ke-18 berangkat melalui pemikiran radikal François Noël Babeuf selama masa revolusi prancis mengenai pemikiran-pemikiran tentang konsep pertarungan kelas yang selanjutnya doktrin pertarungan kelas tersebut diperjuangkan dan diteruskan oleh Karl Marx yang beraliran materialisme. Namun fase-fase perkembangan sosialisme setelah  François Noël Babeuf menjadi lebih moderat dimana konsep pertarungan kelas dan penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan tidak lagi digunakan akan tetapi lebih mengedepankan kerjasama daripada persaingan. Generasi pemikir moderat ini biasa disebut sebagai sosialisme utopis dengan tokoh-tokohnya seperti de Saint-Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen. Setelah era kelompok pemikir sosialisme utopis, kemudian muncul tokoh-tokoh pemikir seperti Louis Blanc, Pierre Joseph Proudhon, Auhuste Blanqui yang lebih mengarah kepada ide-ide politik dan perjuangan yang lebih radikal. Selanjutnya perkembangan mutakhir sosialisme menjadi lebih progresif dan revolusioner di era Karl Marx dan Friedrich Engels dengan munculnya Das capital sebagai kitab suci dan manifesto komunisme sebagai pencetusan gerakan perlawanan terhadap tekanan system kapitalisme liberal.

Awal perkembangan sosialisme adalah sebagai faham ekonomi yang merupakan reaksi dari revolusi industri yang telah memunculkan sebuah keadaan baru dengan terbentuknya kelas buruh atau dalam istilah Karl Marx adalah sebagai kelompok proletar yang tertindas dan mengalami tindakan kesewenangan dari kelompok pemodal atau borjuis. Namun jauh sebelum munculnya ideology sosialisme atau ideology yang merupakan manifestasi dari bentuk-bentuk perlawanan pasti di dalam
lubuk hati yang paling dalam tidaklah akan sepakat dengan adanya atau apapun bentuknya penindasan, penjajahan ataupun kesewenangan. Hal ini sejalan dengan keberadaan Islam sebagai agama samawi yang dibawa oleh sang nabi terakhir yakni Muhammad SAW. Berawal dari sebuah keadaan masyarakat Arab yang penuh dengan kebodohan, pertikaian antar klan dan kebiadaban serta pengingkaran nilai ketauhidan risalah Islam muncul sebagai sebuah jalan kebenaran dan keselamatan baik hidup maupun sesudah hidup itu sendiri. Meski kelahiran Islam adalah di tanah Arab akan tetapi keberadaan agama Islam bukan bersifat ekslusif untuk bangsa Arab itu sendiri tetapi keberadaan Islam adalah bersifat global bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Hal ini sejalan dengan konsep Islam yang bersifat Rahmatan lil Alamin. 

Sejarah perkembangan umat Islam juga mengalami berbagai kemajuan dan kemerosotan. Di dalam setiap fase sejarah yang dialami tentunya sangat berbeda dari masa ke masa. Tidaklah sama baik dari segi sosiologi, politik, ekonomi yang dihadapi pada zaman nabi Muhammad SAW dengan zaman kolonialisme atau pasca kemerdekaan. Akan tetapi ada suatu benang merah bahwa keberadaan Al-qur’an dan As-sunnah sebagai pegangan hidup bagi umat Islam adalah mutlak bersifat universal. Hal ini mensyaratkan sebuah perjuangan dalam membumikan agama Islam baik secara fisik atau spirit, dan untuk hal tersebut diperlukan sebuah upaya yang tidak sebentar bagi para tokoh pemikir Islam untuk mengerti dan memahami ajaran Islam untuk sendiri sehingga dapat dicapai solutif-solutif cerdas bagi pemecahan di dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri. Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah keislaman secara sosiologis adalah peletak pondasi dasar bagi terciptanya sebuah masyarakat yang adil dan sejahtera serta berketuhanan. Namun setelah meninggalnya nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin besar revolusi dan tonggak pemerintahan di teruskan oleh para sahabat dan kemudian beralih kepada system kekhalifahan sesuai dengan konsep Islam bahwa manusia adalah sebagai Khalifah fil ardh, disinilah letak sebuah perkembangan agama Islam dalam berbagai bidang mulai penyebaran ajaran Islam hingga kebudayaan serta ilmu pengetahuan yang dihasilkan begitu menyeluruh di setiap pelosok negeri bukan hanya di tanah Arab tetapi bahkan hingga sampai ke Indonesia. Merupakan sebuah keniscayaan tidak ada gading yang tak retak maka kemajuan Islam pun juga mengalami fase kemunduran. Pasca kehancuran pusat-pusat kebudayaan Islam seperti kehancuran Bagdad, keruntuhan Islam di Andalusia, Turki serta di ikuti dengan perkembangan bangsa Eropa dengan renaissance nya pelan tapi pasti terlebih lagi pasca revolusi industri yang menghasilkan berbagai perkembangan teknologi aplikasi dan perlengkapan modern serta semakin berkembangnya ideology kolonialisme serta kapitalisme liberal yang semakin mendorong Eropa mencari daerah-daerah pemasaran dan jajahan dengan mengusung semangat God, Glory, Gold.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Get Money

no-minimum.com

Paid To Promote