Cinta seorang ayah mampu
menahan beban hidup untuk kebahagiaan anaknya. Sebagai ayah ditengah
kesibukkannya mencari nafkah tidak membuatnya melupakan nilai-nilai keimanan
yang diyakininya. Godaan sebagai pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena
bertentangan dengan nurani. Sekalipun dirinya sholatnya masing bolong-bolong
namun di dalam mencari nafkah selalu mengutamakan rezki didapat dengan benar dan halal. Bukan
rezki yang didapat dari yang kotor. Dia sangat menyakini bahwa rezki yang yang
tidak benar mempengaruhi kehidupan keluarganya. Itulah sebabnya sebagai wujud
cinta dan kasih sayang seorang ayah dirinya selalu berhati-hati di dalam
mencari nafkah yang halal untuk anak dan istrinya, juga mendidik anak & istri
agar mendirikan sholat lima waktu dan kepekaan sosial terhadap lingkungan.
Tiba-tiba
anaknya yang teramat dicintainya sakit. Perutnya mengembung. Anaknya menangis
terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah
sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat
mengatakan kesempatan hidup anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah
dipersiapkan untuk operasi anaknya. 'Siapa yang mengatur hidup mati kita?
apakah dokter itu yang mengatur? kok berani-beraninya mereka menyebutkan
tinggal 60% hidup anak saya,' begitu tanyanya. Berkali-kali beristighfar
memohon ampun kepada Allah namun air matanya tak dapat disembunyikan.
Bergegas beliau
bersama istrinya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh, dengan berharap keridhaan
Allah bisa menyembuhkan anaknya. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan.
lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak
berdaya. Dia nampak sangat gelisah. Hilir mudik di depan kamar operasi.
Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Dirinya tak henti-hentinya
berdoa, Bermacam-macam doa sudah dipanjatkan kepada Allah, tak tahu lagi harus
apa yang harus dilakukan. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar
operasi muncul di depan pintu sambil tersenyum kepadanya. 'Bapak, berdasarkan
hasil pemeriksaan saya, anak bapak tidak perlu dioperasi,' Dia bersyukur
takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur
alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dia bersujud.
Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya
menerima anugerah Allah justru disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah
Allah menguji hamba-hambaNya yang beriman. Subhanallah..
0 komentar:
Posting Komentar