Adam melihat sebutir obat merah ditangannya, dan imaginasinya
berjalan mundur 800 tahun lalu, dimana dia menemukan obat ajaib yang bisa
membuat dia tidak bisa menjadi tua dan mati, “obat keabadian”. Adam sudah menikmati
hidup abadi, dia tampak berumur 35 tahun, tampan, dan abadi. Sudah 800 tahun
kehidupan seperti ini dijalaninya.
Dulu, dia berupaya mati-matian mencari obat keabadian, dan ketika berhasil menemukan
satu pil ajaib itu, dia begitu senang dan merasa akan menjadi manusia bahagia
paling sempurna. 100 tahun pertama dia menikmati dirinya, menjadi muda abadi.
Lewat usia 100 tahun semua temannya sudah meninggal, begitu juga family dan
orang-orang yang dikenalnya. Lewat 150 tahun mulailah terjadi kebosanan. Adam menikah
35 kali dan sudah menikahi semua type wanita, tidak ada lagi kenikmatan yang
bisa dirasakan. Wanita cantik yang dinikahinya menjadi tua, dan mati. Makanan
enak, tempat manapun di dunia, pacar model apapun, sudah tidak lagi menarik
baginya. Bosan, bosan, bosan.
Lewat 300 tahun hidup, dia tidak sanggup lagi meneruskan hidupnya,
tapi dia tidak tahu bagaimana caranya bisa mati, apapun yang dilakukannya dia
tetap hidup. Bunuh diri cara apapun tidak membuatnya mati. Sampai 500 tahun,
Adam tidak tahan lagi, dan mulai mencari obat untuk membuat dia bisa meninggal.
Pencarian panjang yang melelahkan, sementara dia melihat perubahan umat
manusia, perubahan teknologi, perubahan masyarakat, dan harus hidup terus.
Sekarang, ditangannya ada pil yang bisa membuat dia tidak lagi
menjadi abadi, obat yang membuat Adam menjadi manusia biasa lagi, dan mungkin
hidupnya hanya akan tersisa beberapa bulan saja, atau bahkan mungkin akan
langsung mati. Adam tidak perduli, kematian jadi satu hal yang menarik dan
bukan sebuah ketakutan lagi. Dia tersenyum, dan ditelannya pil merah itu.
----
Hikmah dari kisah di atas ;
Kita belajar menghargai waktu, karena kita tidak memiliki
keabadian..
Kita belajar menghargai kebersamaan dengan sahabat, karena besok
dia pulang ke kotanya sendiri..
Kita menikmati makan enak ini, karena jarang memakannya..
Kita hemat karena kita tahu uang kita terbatas..
Kita lebih menyayangi seseorang, karena kita tahu waktu kita
bersamanya sangat terbatas...
Keterbatasan membuat kita lebih menghargai seseorang, lebih
menikmati makanan enak, mau bekerja lebih keras, berjuang lebih hebat..
Ilusi bahwa keabadian itu membahagiakan adalah salah, keabadian
membuat kita malas, seenaknya dan sengsara. Kita lebih menghargai sesuatu
karena adanya keterbatasan kita. Kita lebih mencintai seseorang, karena tahu
bahwa kita tidak abadi, dan waktu kita terbatas sekali.
Bersyukurlah bahwa hidup kita terbatas...
0 komentar:
Posting Komentar